SERIKAT PEKERJA NASIONAL

SERIKAT PEKERJA NASIONAL
BERJUANG UNTUK KEPENTINGAN KAUM BURUH

Minggu, 17 November 2013

Bekerja Secara Sistematis Merupakan Tuntutan dalam Etos Kerja Unggul

Bekerja Secara Sistematis Merupakan Tuntutan dalam Etos Kerja Unggul

Bekerja secara sistematis tidak dapat dipisahkan dari bekerja secara rasional. Telah dipaparkan pada halaman lain bahwa setiap bidang mempunyai hukum atau prinsipnya sendiri. Ada hukum dalam bidang Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika. Ada hukum dalam bidang Teologi, Hukum, Kedokteran, Peradilan, Sosial, Lingkungan, Pertanian, Kelautan dan bidang-bidang lain. Seluruhnya bekerja secara terintegrasi (sistematis).
Tidak ada bidang yang tidak diatur oleh hukum atau prinsip. Masing-masing mempunyai prinsip-prinsipnya sendiri.

Masih ada prinsip yang mengatur bidang yang satu dan bidang yang
lain. Ada prinsip yang mengatur bidang Fisika dengan bidang Kimia.
Ada prinsip yang mengatur bidang Kimia dengan bidang Biologi. Sekalipun tidak semua bidang saling berkaitan secara langsung, tetapi secara menyeluruh ada prinsip yang mengikat semua bidang. Ada relasi antara yang satu dan lainnya baik yang sifatnya langsung maupun tidak langsung.
Ada hukum yang mengatur semua bidang sehingga alam semesta ini eksis. Tidak ada bidang yang berdiri sendiri.

Itulah yang perlu diperhatikan ketika bekerja secara sistematis. Ada pemahaman bahwa ada keterkaitan antara bidang yang satu dengan bidang yang lain. Pekerjaan pada bidang tertentu akan memberi dampak pada bidang lain. Tindakan yang dilakukan pada bidang yang satu akan berakibat pada bidang yang lain. Badai akan dituai bila bekerja tanpa menghormati prinsip keterkaitan ini.

Contoh yang sederhana tentang pentingnya prinsip keterkaitan ini adalah pekerjaan di kantor. Tidak ada pekerjaan yang dikerjakan hanya oleh satu departemen. Tiap departemen memiliki keterkaitan dengan departemen lain. Ada yang mengikat fungsi yang satu dengan fungsi yang lain, yang sering disebut sebagai bisnis proses.

Bisnis proses Procurement (Pengadaan) misalnya melibatkan bagian Pengguna (User), Pengadaan, Logistik, Keuangan. Tanpa kerja sama dengan bagian Pengguna, proses pengadaan bisa tidak efisien.
Bila pengguna (user) tidak memberikan spesifikasi barang atau jasa yang dibutuhkan secara rinci- ini akan mempersulit bagian Pengadaan untuk melakukan tender.
Pekerjaan akan dilakukan berulang-ulang karena ketidaktelitian dalam spesifikasi barang atau jasa sebagai bukti minimnya pemahaman terhadap konsep bekerja secara sistematis.

Pembayaran juga tertunda bila bagian Logistik tidak mencantumkan bukti penerimaan barang. Vendor berteriak karena tagihan belum dibayar oleh bagian Keuangan. Pada hal bagian Keuangan tidak membayar tagihan karena bagian Logistik belum memberikan bukti penerimaan barang.
Waktu terbuang karena ada pengulangan pekerjaan. Vendor berulang-ulang menanya bagian Keuangan soal tagihan, dan berkali-kali pula bagian Keuangan menjawab vendor dengan jawaban yang sama karena masih ada dokumen yang harus dipenuhi sebelum membayar tagihan. Waktu terbuang karena ada proses pengulangan pekerjaan.

Bukan hanya waktu yang terbuang percuma, perusahaan pun akan merugi karena waktu dikompensasikan dengan biaya. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak jelas dikompensasikan dengan gaji. Pekerja mendapat gaji, yang merupakan biaya bagi perusahaan, tetapi perusahaan hanya mendapatkan hasil yang merugikan.

Jelaslah bahwa bisnis proses mengikat beberapa departemen/bagian dalam perusahaan untuk mencapai hasil tertentu. Dan pemahaman terhadap pentingnya prinsip keterkaitan (bisnis proses) ini akan menentukan kualitas hasil pekerjaan dan efisiensi biaya.

Demikian juga dalam bidang-bidang kehidupan maupun pekerjaan apapun; ada yang mengikat bidang yang satu dengan bidang yang lain. Segala sesuatu ada dalam satu sistem; tidak ada bidang yang terpisah dari sistem. Inilah salah satu alasan pentingnya bekerja secara sistematis; sebuah tuntutan dalam etos kerja unggul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar