SERIKAT PEKERJA NASIONAL

SERIKAT PEKERJA NASIONAL
BERJUANG UNTUK KEPENTINGAN KAUM BURUH

Minggu, 17 November 2013

PVH (Persatuan Vakbond Hindia) berakhir akibat dari kegagalan aksi politik PKI yang disusul penangkapan besar-besaran terhadap aktivis RV.

PVH (Persatuan Vakbond Hindia)
berakhir akibat dari kegagalan aksi politik PKI yang disusul

penangkapan besar-besaran terhadap aktivis RV.
*1930
Serikat Kaum Buruh Indonesia (SKBI) dibubarkan oleh
pemerintah kolonial, dicurigai turut aktif dalam kegiatan
perjuangan kebangsaan.
*1932
Lahir dua organisasi Serikat Pekerja, yaitu Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri
(PVPN) dan Persatuan Serikat Pekerja Indonesia (PSPI), yang didirikan oleh dr. Soetomo.
*1937
Direktur Intemasional Labour Organization (ILO), Harold B. Butle
berkunjung ke Indonesia pada bulan Oktober untuk memperoleh
informasi tentang perkembangan
kehidupan perburuhan di
Indonesia yang akan dijadikan bahan laporan dalam Konfrensi ILO.
*1938
Lahir gerakan politik yang bekerja sama dengan gerakan serikat pekerja untuk bersama-sama
melindungi dan membebaskan
hak-hak dan kepentingan pekerja,
memberantas pengangguran,
mengantisipasi tantangan
industrialisasi yang menggusur lapangan usaha kerajinan rakyat.
*1940
Pemerintah kolonial
mengeluarkan Ordonansi Regeling Arberdsverhoudi ng
(ORA), suatu peraturan yang
mengatur tentang jaminan dan
perlindungan kaum pekerja di perusahaan-peru sahan swasta
(partikelir).
*1945
Pada 15 September lahir sebuah
organisasi massa buruh yang bernama BBI (Barisan Buruh
Indonesia). BBI mengutamakan
barisan buruh untuk
memudahkan mobilisasi oleh
serikat sekerja dan Partai Buruh. Dalam kongresnya pada bulan September 1945 yang dihadiri
oleh kaum buruh dan tani, tercetuslah Partai Buruh
Indonesia. BBI juga sepakat untuk
menuntaskan revolusi nasional.
Untuk mempertahankan tanah air dari serangan musuh, BBI
membentuk Laskar Buruh bersenjata di pabrik-pabrik. Untuk
kaum perempuan dibentuk Barisan Buruh Wanita (BBW).
*1946
BBI dilebur menjadi GASBI (Gabungan Serikat Buruh
Indonesia). Serikat buruh yang tidak sepakat dengan struktur GASBI keluar dan membentuk
GASBV (Gabungan Serikat Buruh
Vertikal). Tetapi pada bulan November, tahun yang sama, atas usaha Alimin dan Harjono, GASBI dan GASBV berhasil dilebur menjadi SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia).
*1948
SOBSI sempat mengalami
perpecahan akibat perbedaan sikap dalam menanggapi
perjanjian Renville. Tetapi tidak lama kemudian SOBSI berhasil kembali mengkonsolidasi kan
pecahan-pecahan nya. Bahkan dalam pernyataan politiknya
tahun 1948, SOBSI kemudian
menegaskan menolak perjanjian Renville. SOBSI kemudian
menyatakan keluar dari HISSBI (Himpunan Serikat-serikat buruh
Indonesia) karena perbedaan garis politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar