SERIKAT PEKERJA NASIONAL

SERIKAT PEKERJA NASIONAL
BERJUANG UNTUK KEPENTINGAN KAUM BURUH

Sabtu, 04 Januari 2014

Inilah Dosa Jokowi yang Harus Diperhatikan

Inilah Dosa Jokowi yang Harus Diperhatikan

Inilah Dosa Jokowi yang Harus Diperhatikan
Ternyata selama memimpin Kota Solo, Joko Widodo atau lebih popular dipanggil Jokowi, tak sesempurna seperti yang diperbincangkan banyak orang.
Kemampuannya memainkan isu melalui media massa, menutupi beberapa kekurangannya selama menjadi Walikota Solo. Berikut kekurangan Jokowi yang patut jadi pertimbangan warga Jakarta, sebelum memilihnya jadi gubernur :



A. Dari sisi manajemen kepemimpinan dan penataan kota, kemampuan Jokowi masih jauh disebut berhasil. Contoh ketidakbecusan Jokowi mengolah menajemen pemerintahan adalah kasus pemadaman listrik jalanan Kota Solo selama beberapa malam pada akhir 2011 lalu, pemerintahan yang dipimpin Jokowi menunggak pembayaran pajak penerangan jalan umum sebesar Rp9 miliar kepada PLN.

B. Selain itu banyak perda yang belum bisa dilaksanakan dengan baik oleh Jokowi, misalnya perda parkir, perda tentang pajak dan restoran, juga perda tentang iklan maupun hiburan, hampir semuanya belum berjalan maksimal. Begitu pula proyek citywalk dan Galabo adalah proyek miliaran rupiah yang gagal.

C. Jokowi juga dianggap gagal menjadikan Solo sebagai Green City dengan taman-taman kota., karena ternyata banyak taman kota yang terbengkalai tak terawat.

D. Pemberdayaan ekonomi Kota Solo yang dilaksanakan Jokowi juga tidak berjalan sukses. Salah satu indikasinya adalah peningkatan kemiskinan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), pada 2009 jumlahnya 107.000 jiwa, 2010 meningkat menjadi 125.000 jiwa, dan pada tahun 2012 jumlah warga miskin mencapai 133.000 jiwa atau sekitar 25 persen dari total penduduk Solo yang mencapai 530.000 jiwa.
E. Pembangunan moral di Kota Solo juga dianggap tidak diperdulikan semasa jabatan Jokowi sebagai Wali Kota Solo. Praktek pelacuran menjadi semakin meningkat dan marak, terjadi dimana-mana mudah diakses 24 jam nonstop. tak hanya pelacuran, ternyata Solo menjadi kota yang bebas dengan miras.

F. Yang paling berbahaya adalah jargon Jokowi, “Solo Berseri tanpa Korupsi”. Joragon tersebut ternyata cuma isapan jempol karena pada kenyataannya Solo berseri sarat korupsi. Banyak kasus korupsi bernilai miliaran di lingkungan satuan kerja perankat daerah (SKPD) Pemkot Surakarta selama jokowi menjadi Walikota Surakarta. Sebut saja kasus pengadaan di Dishub Solo, Pembelian rumah dinas Walikota Solo dan Pengadaan blanko identitas warga di Dispendukcapil Solo.
Ini mungkin hanya sekelumit dosa Jokowi yang selama ini terbalut oleh piawainya dia memainkan citra, layaknya pemimpin humanis tanpa celah. Namun, setidaknya hal ini bisa jadi pertimbangan warga Jakarta untuk memilih Jokowi jadi gubernur di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar