Kenaikan harga gas 12 kg bisa bikin orang miskin makin banyak
Reporter : Wisnoe Moerti
Merdeka.com - Masyarakat Indonesia mendapat 'kado' tahun baru yang mengejutkan. PT Pertamina
(Persero) menaikkan harga jual gas elpiji kemasan 12 Kg dengan
rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per Kg. Besaran
kenaikan di tingkat konsumen akan bervariasi berdasarkan jarak SPBBE ke
titik serah (supply point).
Masyarakat berteriak mengeluhkan kebijakan kenaikan harga gas 12 kg.
Sebab, rakyat terbebani dengan makin mahalnya harga gas untuk kebutuhan
rumah tangga. Beban hidup masyarakat semakin berat lantaran sebelumnya
harus menghadapi kenaikan harga BBM dan sejumlah harga kebutuhan pokok.
Tak berselang lama, Badan Pusat Statistik (BPS)
melansir data terbaru profil kemiskinan di Indonesia. Jumlah penduduk
miskin naik 480.000 jiwa dalam kurun waktu 7 bulan, dari Maret hingga
September 2013. Penyebabnya, kenaikan harga BBM yang diikuti kenaikan
harga bahan pokok. Kebijakan makroekonomi yang dikeluarkan pemerintah
dan bersinggungan langsung dengan masyarakat, cenderung berakibat pada
angka kemiskinan.
Dengan kata lain, kebijakan kenaikan gas elpiji 12 kg pun berpotensi
semakin memperbesar jumlah kelompok masyarakat miskin. "Kenaikan harga
gas riskan juga terhadap angka kemiskinan," ujar pengamat ekonomi
Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko kepada merdeka.com, Jumat (3/1).
Dia merunut, kenaikan harga gas 12 kg berdampak langsung pada
kenaikan harga makanan jadi. Masyarakat segmen usaha kecil sangat rentan
terhadap dampak kebijakan ini. Kenaikan harga makanan jadi akan
mengerek laju inflasi yang kemudian berkorelasi dengan angka kemiskinan.
"Risikonya besar (kenaikan harga gas 12 kg). Karena kemiskinan rentan
dan sangat sensitif terhadap kebijakan makro ekonomi," tegasnya.
Pemerintah perlu kebijakan dan strategi penyangga agar jumlah
penduduk miskin tidak semakin banyak karena kebijakan makroekonomi.
"Sehingga kalau terjadi shock tidak berdampak langsung," ucapnya.
Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan kenaikan harga gas 12 kg yang
terjadi di awal tahun. Kenaikan harga elpiji 12 kg membuat agen penjual
gas kesulitan dalam menjual tabung gas ukuran itu. Sebab, para pembeli
lebih memilih untuk membeli elpiji 3 Kg.
Kenaikan harga, menurut salah satu penjual Elpiji 12 Kg, Amalia (28)
sudah terjadi sebelum tahun baru. Pasalnya, dia biasa mengambil harga
elpiji 12 Kg Rp 85.000 per tabung dari agen, sedangkan sudah satu minggu
ini menjadi Rp 90.000 per tabung.
"Sebelum tahun baru, tadinya beli dari agen Rp 85 ribuan eh naik Rp
90 ribu. Mungkin tempat lain bisa lebih mahal," ujar wanita yang
berjualan di Palmerah kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (1/1).
Menurut perempuan asli Betawi ini, kenaikan harga membuat elpiji
subsidi 3 Kg lebih laku diserbu konsumen yang sebelumnya merupakan
pengguna elpiji 12 Kg.
"Pengaruh sekali, yang tadinya beli yang gede, tiba-tiba konsumen banyak mikir dan beli yang 3 kiloan," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar