SERIKAT PEKERJA NASIONAL

SERIKAT PEKERJA NASIONAL
BERJUANG UNTUK KEPENTINGAN KAUM BURUH

Sabtu, 04 Januari 2014

Kenaikan harga gas 12 kg bisa bikin orang miskin makin banyak

Kenaikan harga gas 12 kg bisa bikin orang miskin makin banyak

Reporter : Wisnoe Moerti



Merdeka.com - Masyarakat Indonesia mendapat 'kado' tahun baru yang mengejutkan. PT Pertamina (Persero) menaikkan harga jual gas elpiji kemasan 12 Kg dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per Kg. Besaran kenaikan di tingkat konsumen akan bervariasi berdasarkan jarak SPBBE ke titik serah (supply point).
Masyarakat berteriak mengeluhkan kebijakan kenaikan harga gas 12 kg. Sebab, rakyat terbebani dengan makin mahalnya harga gas untuk kebutuhan rumah tangga. Beban hidup masyarakat semakin berat lantaran sebelumnya harus menghadapi kenaikan harga BBM dan sejumlah harga kebutuhan pokok.
Tak berselang lama, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data terbaru profil kemiskinan di Indonesia. Jumlah penduduk miskin naik 480.000 jiwa dalam kurun waktu 7 bulan, dari Maret hingga September 2013. Penyebabnya, kenaikan harga BBM yang diikuti kenaikan harga bahan pokok. Kebijakan makroekonomi yang dikeluarkan pemerintah dan bersinggungan langsung dengan masyarakat, cenderung berakibat pada angka kemiskinan.
Dengan kata lain, kebijakan kenaikan gas elpiji 12 kg pun berpotensi semakin memperbesar jumlah kelompok masyarakat miskin. "Kenaikan harga gas riskan juga terhadap angka kemiskinan," ujar pengamat ekonomi Universitas Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko kepada merdeka.com, Jumat (3/1).
Dia merunut, kenaikan harga gas 12 kg berdampak langsung pada kenaikan harga makanan jadi. Masyarakat segmen usaha kecil sangat rentan terhadap dampak kebijakan ini. Kenaikan harga makanan jadi akan mengerek laju inflasi yang kemudian berkorelasi dengan angka kemiskinan.
"Risikonya besar (kenaikan harga gas 12 kg). Karena kemiskinan rentan dan sangat sensitif terhadap kebijakan makro ekonomi," tegasnya.
Pemerintah perlu kebijakan dan strategi penyangga agar jumlah penduduk miskin tidak semakin banyak karena kebijakan makroekonomi. "Sehingga kalau terjadi shock tidak berdampak langsung," ucapnya.
Sebelumnya, masyarakat mengeluhkan kenaikan harga gas 12 kg yang terjadi di awal tahun. Kenaikan harga elpiji 12 kg membuat agen penjual gas kesulitan dalam menjual tabung gas ukuran itu. Sebab, para pembeli lebih memilih untuk membeli elpiji 3 Kg.
Kenaikan harga, menurut salah satu penjual Elpiji 12 Kg, Amalia (28) sudah terjadi sebelum tahun baru. Pasalnya, dia biasa mengambil harga elpiji 12 Kg Rp 85.000 per tabung dari agen, sedangkan sudah satu minggu ini menjadi Rp 90.000 per tabung.
"Sebelum tahun baru, tadinya beli dari agen Rp 85 ribuan eh naik Rp 90 ribu. Mungkin tempat lain bisa lebih mahal," ujar wanita yang berjualan di Palmerah kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (1/1).
Menurut perempuan asli Betawi ini, kenaikan harga membuat elpiji subsidi 3 Kg lebih laku diserbu konsumen yang sebelumnya merupakan pengguna elpiji 12 Kg.
"Pengaruh sekali, yang tadinya beli yang gede, tiba-tiba konsumen banyak mikir dan beli yang 3 kiloan," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar