SERIKAT PEKERJA NASIONAL

SERIKAT PEKERJA NASIONAL
BERJUANG UNTUK KEPENTINGAN KAUM BURUH

Kamis, 02 Januari 2014

Mengapa Kasus Bank Century Sulit Dibongkar

Mengapa Kasus Bank Century Sulit Dibongkar

Sebelum saya menjawab “Mengapa Kasus Bank Century Sulit Dibongkar ??” terlebih dahulu saya akan menjelaskan secara singkat kronologi dari kasus yang terjadi di Bank Century itu sendiri.
Kasus korupsi dana bailout (dana talangan) Bank Century sebesar 6,76 triliun ternyata membawa dampak terhadap berbagai sektor, khususnya stabilitas politik dan perekonomian di Indonesia, terlebih setelah hasil audit BPK menyatakan bahwa telah terjadi penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran pidana dalam kasus ini, diantaranya unsur kerugian Negara, pelanggaran undang-undang, dan ditemukannya bukti kuat rekayasa kebijakan yang sengaja dirancang untuk penyelamatan Bank Century.
Pro-Kontra dari kasus Bank Century cukup membuat heboh dimana Rp 6,7 Triliun mengalir begitu saja ke dalam Bank ini. Nyatanya hingga sekarang nasabah-nasabah masih mempertanyakan uang yang selama ini ditabung belum mendapatkan penggantian. Kenaikan jumlah uang penyelamatan untuk Bank Century banyak yang mengakibatkan banyaknya tudingan pada Bank Indonesia (BI) dan Departemen Keuangan sebagai penentu kebijakan ini pada tanggal 20 November 2008 melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Ternyata masalah sesungguhnya dari Bank Century baru muncul ketika dana bailout mulai bergulir dan kejanggalan dalam neracanya mulai terungkap. Kelemahan manajemen mulai ramai setelah kekacauan reksadana Antaboga Deltasekuritas yang dikeluarkan Bank Century. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa sebenarnya bailout untuk Century memang diperlukan namun dibalik itu ternyata banyak fakta bahwa kinerja dan tata kelola Century yang sangat buruk. Sebuah ironi memang, ketika kita terpaksa menolong orang jahat agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi orang banyak.
Kemungkinan lain adanya penyelewengan dana begitu besar mengalir ke kas orang-orang tertentu yang dapat merugikan Negara ini, banyak pihak yang meragukan kebenaran aliran dana untuk Bank Century karena adanya benturan politis belaka. Adanya benturan ini menyebabkan keputusan untuk menyelamatkan Bank Century dimaksudkan hanya untuk menyelamatkan deposan-deposan besar dan bukan untuk menyelamatkan sistem perbankan.
Pengungkapan kasus bailout Bank Century yang sedari awal dicurigai publik sebagai jalan panjang tanpa makna, tampaknya, akan menjadi kenyataan. Kesalahan fatal yang telah dilakukan para pengambil kebijakan bailout Bank Century seolah sedang diperjuangkan untuk ditutupi kebobrokannya.
Kasus bank Century memang menarik banyak pihak untuk berargumen, karena kasus ini berkembang akibat terlibatnya nama-nama pejabat tinggi Negara, sebut saja wapres Boediono, dan menteri keuangan Sri Mulyani. Tentu hal ini akan membawa banyak opini negatif dari masyarakat, dan dampak tersebut berpengaruh terhadap stabilitas politik di Indonesia, mengingat bahwa stabilitas politik di suatu negara akan mempengaruhi keadaan perekonomian Negara tersebut. Hal tersebut menuai banyak protes di kalangan masyarakat, khususnya mahasiswa, mereka menilai bahwa pemerintah sangat lamban dalam menyelesaikan kasus ini, apalagi dengan sikap presiden SBY yang terkesan lamban dan pandang pilih, hal ini dibuktikan dengan kasus lain yang menimpa bibit-chandra, dan kasus arthalita suryani yang sekarang dipenjara dengan sel bintang lima.
Sikap lamban dan pandang bulu presiden SBY juga dikritik oleh seorang penulis yang menulis buku yang berjudul “membongkar gurita cikeas dibalik skandal bank century”, buku yang ditulis oleh Geoge Aditjondro itu menuai banyak protes dari kalangan pemerintah, hal tersebut dikarenakan dalam isi buku itu disebutkan bahwa pak Presiiden SBY diindikasikan memiliki keterlibatan dengan kasus pengggelapan uang Bank Century. Tidak hanya di dalam buku Membongkar Gurita Cikeas, banyak isu yang menyebar di masyarakat bahwa dana Bank Century tersebut mengalir ke dana kampanye Partai Demokrat.
Dalam buku tersebut diceritakan bahwa dalam skandal Bank Century pak SBY memiliki hal-hal yang mengindikasikan bahwa dirinya terlibat dalam skandal ini, salah satunya adalah Hartati Murdaya dan Boedi Sampoerno yang notabene nasabah kelas kakap Bank Century adalah penyokong dana kampanye Partai Demokrat, mengingat bahwa skenario kisah kebangkrutan Bank Century sehingga Bank tersebut tidak bisa memenuhi rasio kecukupan modal dikarenakan sebelum Bank Century diambil alih oleh LPS, Hartati Murdaya, pemimpin kelompok CCM (Central Cipta Mudaya) dan Boedi Sampoerno, salah satu penerus keluarga Sampoerno telah menarik uang mereka secara besar-besaran yaitu masing-masing 321 Miliar dan 1.895 Miliar pada bulan November, dan dua orang tersebut adalah penyumbang logistic SBY dalam pemilu. Deposan kakap SBY  lainnya yang merupakan nasabah dari Bank Century yang menarik uang mereka  secara besar-besaran antara lain  PTPN Jambi, PT Sinar Mas, Jamsostek.
Dan apa hubungannya antara Boedi Sampoerno dengan keluarga Presiden?? Dalam buku tesebut disebutkan bahwa Boedi Sampoerno mempunyai hubungan yang sangat dekat sekali degan keluarga Cikeas, diantaranya Boedi merupakan deposan atau penyokonng dana SBY dalam Pilpres, juga Boedi ditenggarai menjadi “salah seorag penyokong SBY, termasuk dengan menerbitkan sebuah Koran” (Rusly 2009;48). Koran yang disebutkan disini adalah Koran nasional yang bernama Jurnal Nasional yang merupakan media massa yang menjadi corong politik Partai SBY.
Disebutkan dalam buku tersebut bahwa pembiayaan Jurnas tersebut mencapai 1,4 Miliar per-tahun, boleh jadi media massa tersebut telah menyedot dana sekitar 150 miliar, bila dihitung dari awal SBY memulai kampanyenya saat menjadi Capres pertama, dan jumlah tersebut sama dengan jumlah yang ada dalam Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Investigasi BPK atas Kasus Bank Century Tbk tertanggal 20 November 2009 menunjukkan bahwa Bank Century telah mengalami kerugian karena harus mengganti deposito milik Boedi Sampoerna yang dipinjamkan atau digelapkan oleh Robert Tantular dan Dewi Tantular sebesar US$ 18 juta atau sekitar Rp 150 milyar, dengan dana yang berasal dari Penempatan Modal Sementara LPS.
Dalam sebuah media massa disebutkan pula “ Boedi Sampoerna, nasabah terbesar Bank Century itu, memiliki seorang anak bernama Soenaryo, yang jarang memakai nama keluarga Sampoerna. Soenaryo yang sangat dipercaya dalam urusan bisnis, mendampingi ayahnya ketika ditemui Robert Tantular, yang berusaha menjual saham Bank Century kepada Boedi Sampoerna. Juga dalam pertemuan dengan Susno Duadji dan Lucas, pengacara ayahnya, Sunaryo ikut pula hadir” (Tempointeraktif, 12 Juli 2009, Rakyatmerdekaonline, 15 Nov. 2009).
Buku “ Membongkar Gurita Cikeas Dibalik skandal Bank Century” memang menyorot bagaimana kedekatan keluarga Cikeas dengan pejabat-pejabat tinggi Negara dan para pengusaha  yang menguasai sektor penting BUMN dan lainnya, pejabat-pejabat tersebut terlibat di struktur kepengurusan yayasan-yayasan keluarga Cikeas, adapula yang masuk dalam struktur kepengurusan Koran Jurnas dan tim sukses SBY saat pilpres, keadaan ini justru sangat memudahkan untuk membuat jaringan untuk kemungkinan adanya korupsi.
Buku “Membongkar Gurita Cikeas dibalik Skandal Bank Century” memang belum terbukti, buku ini memaparkan dugaan dan kemungkinan yang bisa terjadi, sebagai perbandingan dengan hasil audit BPK atas indikasi tindakan korupsi yang terjadi pada Bank Century.
Kasus Skandal Bank Century hingga saat ini belum juga berakhir dan masihmenimbulkan banyak pertanyaan, namun yang saya lihat dari media, beberapa fraksi di DPR menyebutkan beberapa nama yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini.
  1. Robert Tantular
Pemilik Bank Century adalah Robert Tantular, dan ia juga yang melakukan tindak kriminal karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri.
2.   Polri
Ada yang menduga ada oknum Polri (buaya) terlibat ”menjaga” oknum-oknum yang terkait Bank Century karena dianggap ”proyek kelas kakap”. Beberapa pihak juga mengaitkan ini dengan ditangkapnya 2 petinggi KPK, Bibit dan Chandra beberapa waktu lalu tanpa ada bukti yang jelas, demi menghambat pengusutan kasus Century.
3.   Srimulyani & Boediono
Banyak yang sekarang sudah menempatkan Sri Mulyani dan Boediono sebagai tersangka. Namun Pansus hingga saat ini belum menyebutkan siapa yang harus bertanggung jawab akan kasus ini, semuanya masih buram dan penyelidikan juga masih terus dilakukan. Tapi sebenarnya masih ada 2 kemungkinan : Sri Mulyani dan Boediono adalah bagian dari konspirasi besar semata-mata demi menyelamatkan dana pihak Century dan orang-orang yang terkait Century.
·         Sri Mulyani dan Boediono-lah yang telah menyelamatkan ekonomi Indonesia sehingga saat ini Indonesia tidak terjerumus krisis yang lebih hebat. Yang melakukan tindak penyelewengan hanyalah segelintir orang, Robert Tantular, pemilik Bank Century yang menggondol dana Bank Century, dan beberapa oknum di BI.
Selain nama diatas adapun pihak-pihak yang terlibat juga dalam kemelut Bank tersebut diantaranya adalah Komisaris Utama Sulaiman AB, Komisaris Poerwanto Kamajadi, Komisaris Rusli Prakasa, Direktur Utama Hermanus Hasan Muslim. Kemudian Wakil Direktur Utama Hamidy, Direktur Pemasaran Lila K. Gondokusumo, Direktur Kepatuhan Edward M. Situmorang.
Sikap yang kurang lebih sama runyamnya kini disuguhkan kepada publik. Berbagai dagelan politik dipertontonkan yang tidak jarang membuat hati terasa tersayat, miris, dan akhirnya muak dengan agenda politik yang penuh dengan tipu muslihat.Pola perpolitikan semacam ini jelas semakin menguatkan kesan bahwa sesungguhnya pembangunan politik di tanah air sampai saat ini masih begitu runyam dan amburadul. Catatan historis bangsa ini juga mengindikasikan bahwa belum ada satu pun atau sekelompok elite politik yang menempatkan politik sebagai sarana memperjuangkan kepentingan publik. Hal inilah penyebab mengapa sampai saat inikasus Bank Century belum terbongkar siapa pelaku utama dibalik kasus ini
Masyarakat sudah terlalu bingung dan juga bosan dengan kasus yang tak  berkesudahan ini, masyarakat perlu informasi dan kebenaran kasus ini secepatnya. Jadi saran saya untuk pansus yaitu dengan cepatlah dalam menangani kasus ini dan bersikaplah tegas terhadap segala sesuatunya. Tidak peduli siapa nantinya yang terpidanakan karena kasus ini dan apa jabatan orang tersebut, yang penting masyarakat tahu dan tidak harusmenyalahkan orang-orang yang tidak seharusnya dipersalahkan. Harusnya Pansus juga lebih terbuka dan jujur dalam mengungkapkan misteri ini. Agar semuanya dapat selesai sesuai dengan kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar